1. Sistem Pencernaan Pemamah Biak
Saluran pencernaan pada hewan memamah biak terdiri atas mulut,
kerongkongan, perut besar (rumen), perut jala (retikulum), perut kitab
(omasum), perut masam (abomasum), usus halus, usus besar, rektum dan
anus.
Makanan yang telah ditelan disimpan sementara di rumen, kemudian
masuk ke dalam perut jala (retikulum). Di dalam perut jala makanan
dicerna secara kimiawi dan dibentuk menjadi gumpalan kecil kemudian
dikeluarkan kembali ke mulut untuk di mamah kembali. Makanan yang sudah
dimamah ditelan lagi dan masuk ke perut kitab (omasum) untuk digiling.
2. Sistem Pencernaan Burung
Arsip Blog
-
▼
2013
(32)
-
▼
Oktober
(25)
- Sistem pencernaan pada hewan
- Alat alat pencernaan
- Peredaran darah pada hewan vertebrata dan inverteb...
- Peredaran Darah Pada Manusia
- Penyakit Sklerosis
- Varises
- Gejala Penyakit Hipertensi Darah Tinggi
- Pembuluh Darah
- Penyakit Hemofilia
- Gejala Serangan Jantung Pada Wanita
- Penyakit Hemofilia
- Materi Sickle Cell Disease
- Talasemia
- Leukimia
- Gejala Anemia, Penyebab, Faktor Risiko dan Pencegahan
- BAB II Struktur dan Fungsi Jaringan pada Hewan Ver...
- Golongan Darah
- Diet Golongan Darah B
- Aturan Makan Bagi Pemilik Golongan Darah A
- Sistem Peredaran Darah
- Fungsi Dan Macam-macam Sel Darah Putih (Leukosit)
- Perbedaan Sel Darah Putih Dan Sel Darah Merah
- Soal MID Semester 1
- Pengertian Dan Fungsi Sel Darah Merah
- Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
-
▼
Oktober
(25)
Rabu, 30 Oktober 2013
Alat alat pencernaan
1. Mulut
Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut.
Makanan ini mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam
mulut seperti Gambar 6.1, terdapat beberapa alat yang berperan
dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah
(glandula salivales).
a. Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan
mekanis. Di sini, gigi membantu memecah makanan menjadi
potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu
enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan
lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan per-
kembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari
gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi
dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu
(dens lakteus). Pada anak berusia 6
tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut.
Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut.
Makanan ini mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam
mulut seperti Gambar 6.1, terdapat beberapa alat yang berperan
dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah
(glandula salivales).
a. Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan
mekanis. Di sini, gigi membantu memecah makanan menjadi
potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu
enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan
lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan per-
kembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari
gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi
dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu
(dens lakteus). Pada anak berusia 6
tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut.
Peredaran darah pada hewan vertebrata dan invertebrata
Sistem Peredaran Darah Pada Hewan Vertebrata dan Invertebrata -
Sistem peredaran darah disebut juga sistem peredaran darah yang terjadi
pada hewan vertebrata dan invertebrata. Mari cermati uraiannya.
1. Peredaran Darah Pada Hewan Invertebrata
Hewan
invertebrata memiliki sistem transportasi yang berbeda-beda. Berikut ini
akan dijelaskan beberapa sistem transportasi pada hewan invertebrata.
a. Peredaran Darah Pada Protozoa
Hewan
protozoa tidak membutuhkan suatu sistem pengangkutan yang khusus.
Difusi, pengangkutan aktif, dan aliran sitoplasma cukup menjamin
sebagian tubuhnya mendapat bahan-bahan yang memadai.
1) Paramecium
Peredaran Darah Pada Manusia
Peredaran darah pada manusia
dilakukan oleh sel darah dan melalui pembuluh darah. Oleh karena itu disebut
peredaran darah tertutup. Peredaran darah berlangsung secara sistemik (disebut
juga peredaran darah besar) dan pulmonal (peredaran darah kecil).
A. ALAT-ALAT
PEREDARAN DARAH MANUSIA
Alat-alat peredaran darah pada manusia terdiri atas darah,
pembuluh darah dan jantung. Ketiganya memiliki fungsi yang berbeda-beda. Sistem
transportasi pada manusia ada dua yaitu peredaran darah dan peredaran limfe
(getah bening).
1.
Darah
Fungsi darah
:
·
Sebagai alat pengangkut
sari makanan dan O2 ke seluruh tubuh dan sisa-sisa metabolisme ke alat
ekskresi.
Penyakit Sklerosis
DEFINISI DAN EPIDEMIOLOGI
Sklerosis
sistemik (Skleroderma) adalah penyakit jaringan ikat yang tidak
diketahui penyebabnya yang ditandai oleh fibrosis kulit dan organ
visceral serta kelainan mikrovaskuler. Penyakit ini berhubungan dengan
adanya antibodi anti nuklear spesifik, terutama anti-sentromer dan anti
sklero-70 (anti-Scl-70)1. Spektrum penyakit ini cukup luas,
mulai dari kelainan yang disertai penebalan kulit yang luas dan berat,
atau hanya penebalan kulit pada ekstremitas distal dan muka atau tanpa
kelainan kulit sama sekali.2
Kasus skleroderma pertama kali dilaporkan oleh Carlo Curzio
pada tahun 1753 di Napoli yang menyerang seorang wanita yang berumur 17
tahun. Hubungan skleroderma dengan fenomena Raynaud, pertama kali
dilaporkan oleh Maurice Raynaud pada tahun 1865. kemudian pada tahun-tahun berikutnya diketahui bahwa penyakit ini juga menyerang organ viseral. Pada tahun 1964, Goetz mengusulkan istilah Progressive Systemic Sclerosis yang menggambarkan lesi yang luas, baik di kulit maupun di organ viseral. Pada tahun 1964, Winterbauer mendiskripsikan salah satu varian dari skleroderma yang hanya terbatas pada ekstremitas distal dan muka yang disebut CREST Syndrome (calcinosis, Raynaud’s phenomenon, esophageal dysmotility, skerodactily, teleangiectasis). 3
Varises
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Varises adalah pelebaran pembuluh balik. Kata varises berasal dari bahasa Latin yang berarti memutar, "varix".[1] Varises (Varicose Vein) merupakan pelebaran vena yang sering terjadi di vena superfisial, dan yang banyak terjadi di ekstremitas bawah.[2]Epidemiologi
Gejala Penyakit Hipertensi Darah Tinggi
Diagnosa dari penyakit hipertensi ini biasanya disebabkan karena
berdasarkan data-data anamnesis atau berupa riwayat keluarga, faktor
resiko dan juga gejala klinis yang dialami oleh penderita, pemeriksaan
jasmani, dan terutama pemeriksaan tekanan darah, dan juga pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan penunjang seperti foto dada dan rekam
jantung. Gejala penyakit hipertensi darah tinggi untuk
menguatkan diagnosis hipertensi salah satunya adalah adanya riwayat
penyakit hipertensi pada kedua orang tua, karena hal ini bisa
memperbesar dugaan kearah hipertensi primer. Usia penderita juga menjadi salah satu penyebab dari masalah penyakit hipertensi.
Biasanya gejala penyakit hipertensi darah tinggi ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi esensial. Dan gejala-gejala misalnya seperti sakit kepala, mimisan, dan juga pusing, atau juga migren yang sering ditemukan sebagai salah satu gejala penyakit hipertensi darah tinggi. Kadang-kadang penyakit hipertensi esensial ini berjalan tanpa adanya suatu gejala dan juga baru timbul suatu gejala setelah terjadinya komplikasi yang terjadi pada organ sasaran misalnya adalah pada ginjal, otak, dan jantung.
Gejala penyakit hipertensi darah tinggi bisa menimbulkan masalah komplikasi dan bisa disertai dengan penyakit yang lainnya. Biasanya
Biasanya gejala penyakit hipertensi darah tinggi ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi esensial. Dan gejala-gejala misalnya seperti sakit kepala, mimisan, dan juga pusing, atau juga migren yang sering ditemukan sebagai salah satu gejala penyakit hipertensi darah tinggi. Kadang-kadang penyakit hipertensi esensial ini berjalan tanpa adanya suatu gejala dan juga baru timbul suatu gejala setelah terjadinya komplikasi yang terjadi pada organ sasaran misalnya adalah pada ginjal, otak, dan jantung.
Gejala penyakit hipertensi darah tinggi bisa menimbulkan masalah komplikasi dan bisa disertai dengan penyakit yang lainnya. Biasanya
Pembuluh Darah
Secara
umum pembuluh darah tersusun atas tiga lapisan. Lapisan terluar
tersusun atas jaringan elastis yang memungkinkan pembuluh darah
berkontraksi. Lapisan tengah terdiri atas otot polos dan mengandung
banyak serabut elastis. Bagian terdalam adalah lapisan endothelium yang
merupakan satu lapis epitel pipih yang membatasi rongga pembuluh.
Jantung dan Pembuluh Darah
Penyakit Hemofilia
Hemofilia adalah kelainan genetik pada darah
yang disebabkan adanya kekurangan faktor pembekuan darah. Hemofilia A
timbul jika ada kelainan pada gen yang menyebabkan kurangnya faktor
pembekuan VIII (FVII). Sedangkan, hemofilia B disebabkan kurangnya
faktor pembekuan IX (FIX). Hemofilia A dan B tidak dapat dibedakan
karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola pewarisan gen yang
serupa.
Hemofilia adalah salah satu penyakit genetik tertua yang pernah dicatat.[1] kelainan perdarahan yang diturunkan yang terjadi pada seorang laki-laki tercatat dalam berkas Talmud pada Abad Kedua.[1] Sejarah modern dari hemofilia dimulai pada tahun 1803 oleh John Otto yang menerangkan adanya anak yang menderita hemofilia.[1] Pada tahun 1820, untuk pertama kalinya dilakukan ulasan tentang hemofilia oleh Nasse.[1] Pembuktian adanya kecacatan pada proses pembekuan darah pada hemofilia dilakukan oleh Wright pada tahun 1893.[1] Namun, faktor VIII (FVIII) belum teridentifikasi hingg tahun 1937 ketika Patek dan Taylor berhasil mengisolasi faktor pembekuan dari darah, yang saat itu disebut sebagai faktor antihemofilia (AHF).[1]
Hemofilia adalah salah satu penyakit genetik tertua yang pernah dicatat.[1] kelainan perdarahan yang diturunkan yang terjadi pada seorang laki-laki tercatat dalam berkas Talmud pada Abad Kedua.[1] Sejarah modern dari hemofilia dimulai pada tahun 1803 oleh John Otto yang menerangkan adanya anak yang menderita hemofilia.[1] Pada tahun 1820, untuk pertama kalinya dilakukan ulasan tentang hemofilia oleh Nasse.[1] Pembuktian adanya kecacatan pada proses pembekuan darah pada hemofilia dilakukan oleh Wright pada tahun 1893.[1] Namun, faktor VIII (FVIII) belum teridentifikasi hingg tahun 1937 ketika Patek dan Taylor berhasil mengisolasi faktor pembekuan dari darah, yang saat itu disebut sebagai faktor antihemofilia (AHF).[1]
Gejala Serangan Jantung Pada Wanita
Sebenarnya wanita lebih berisiko terkena serangan penyakit jantung dibanding pria. Namun pada kenyataanya kasus serangan jantung lebih banyak menimpa para pria. Kenali tanda dan gejalanya sebelum terlambat.
Jantung merupakan salah satu organ vital yang penting untuk dijaga kesehatannya. Mereka, (wanita pada khususnya) yang mengalami atau menderita penyakit jantung, umumnya disebabkan karena kurangnya pasokan oksigen ke jantung, sehingga jantung tak berfungsi dengan baik.
Jantung merupakan salah satu organ vital yang penting untuk dijaga kesehatannya. Mereka, (wanita pada khususnya) yang mengalami atau menderita penyakit jantung, umumnya disebabkan karena kurangnya pasokan oksigen ke jantung, sehingga jantung tak berfungsi dengan baik.
Penyakit Hemofilia
Hemofilia adalah kelainan genetik pada darah
yang disebabkan adanya kekurangan faktor pembekuan darah. Hemofilia A
timbul jika ada kelainan pada gen yang menyebabkan kurangnya faktor
pembekuan VIII (FVII). Sedangkan, hemofilia B disebabkan kurangnya
faktor pembekuan IX (FIX). Hemofilia A dan B tidak dapat dibedakan
karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola pewarisan gen yang
serupa.
Hemofilia adalah salah satu penyakit genetik tertua yang pernah dicatat.[1] kelainan perdarahan yang diturunkan yang terjadi pada seorang laki-laki tercatat dalam berkas Talmud pada Abad Kedua.[1] Sejarah modern dari hemofilia dimulai pada tahun 1803 oleh John Otto yang menerangkan adanya anak yang menderita hemofilia.[1] Pada tahun 1820, untuk pertama kalinya dilakukan ulasan tentang hemofilia oleh Nasse.[1] Pembuktian adanya kecacatan pada proses pembekuan darah pada hemofilia dilakukan oleh Wright pada tahun 1893.[1] Namun, faktor VIII (FVIII) belum teridentifikasi hingg tahun 1937 ketika Patek dan Taylor berhasil mengisolasi faktor pembekuan dari darah, yang saat itu disebut sebagai faktor antihemofilia (AHF).[1]
Suatu bioasai dari faktor VIII diperkenalkan pada tahun 1950. Walaupun hubungan antara FVIII dan faktor von Willbrad (vWF) telah diketahui, namun hal ini tidak disadari saat itu. Pada tahun 1953, kurangnya faktor VIII pada pasien dengan defisiensi vWF pertama kali dijelaskan. Penelitian berikutnya oleh Nilson dan kawan-kawan mengindikasikan adanya interaksi antara 2 faktor pembekuan sebelumnya.
Pada tahun 1952, penyakit christmas pertama kali dideskripsikan dan nama penyakit tersebut diambil dari nama keluarga pasien pertama yang diteliti secara menyeluruh. Penyakit ini sangat berbeda dari hemofilia karena pencampuran plasma pasien penyakit christmas dengan plasma pasien hemofilia menormalkan masa pembekuan (clotting time/CT) karena itu hemofilia A dan B kemudian dibedakan.
Pada awal tahun 1960an, kriopresipitat adalah konsentrat yang pertama kali ada untuk terapi hemofilia. pada tahun 1970an, lyophilized intermediate-purity concentrates atau konsentrat murni liofil menengah pertama kali dibuat dari kumpulan darah donor. sejak saat itu terapi hemofilia secara dramatis berhasil meningkatkan harapan hidup penderitanya dan dapat memfasilitasi mereka untuk pembedahan dan perawatan di rumah
Pada tahun 1980an, risiko tertular penyakit yang berasal dari konsentrat FVII pertama kali diketahui. kebanyakan pasien dengan hemofilia berat terinfeksi oleh penyakit hepatitis B dan hepatitis C. pada akhir tahun 1980an hampir semua pasien hemofilia berat terinfeksi hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C dan HIV. teknik virisidal terbaru kemudian ditemukan dan efektif membunuh virus-virus tersebut. standar terbaru tatalaksana hemofilia sekarang menggunakan konsentrat FVIII rekombinan sehingga dapat menghilangkan risiko tertular virus.
Hemofilia adalah salah satu penyakit genetik tertua yang pernah dicatat.[1] kelainan perdarahan yang diturunkan yang terjadi pada seorang laki-laki tercatat dalam berkas Talmud pada Abad Kedua.[1] Sejarah modern dari hemofilia dimulai pada tahun 1803 oleh John Otto yang menerangkan adanya anak yang menderita hemofilia.[1] Pada tahun 1820, untuk pertama kalinya dilakukan ulasan tentang hemofilia oleh Nasse.[1] Pembuktian adanya kecacatan pada proses pembekuan darah pada hemofilia dilakukan oleh Wright pada tahun 1893.[1] Namun, faktor VIII (FVIII) belum teridentifikasi hingg tahun 1937 ketika Patek dan Taylor berhasil mengisolasi faktor pembekuan dari darah, yang saat itu disebut sebagai faktor antihemofilia (AHF).[1]
Suatu bioasai dari faktor VIII diperkenalkan pada tahun 1950. Walaupun hubungan antara FVIII dan faktor von Willbrad (vWF) telah diketahui, namun hal ini tidak disadari saat itu. Pada tahun 1953, kurangnya faktor VIII pada pasien dengan defisiensi vWF pertama kali dijelaskan. Penelitian berikutnya oleh Nilson dan kawan-kawan mengindikasikan adanya interaksi antara 2 faktor pembekuan sebelumnya.
Pada tahun 1952, penyakit christmas pertama kali dideskripsikan dan nama penyakit tersebut diambil dari nama keluarga pasien pertama yang diteliti secara menyeluruh. Penyakit ini sangat berbeda dari hemofilia karena pencampuran plasma pasien penyakit christmas dengan plasma pasien hemofilia menormalkan masa pembekuan (clotting time/CT) karena itu hemofilia A dan B kemudian dibedakan.
Pada awal tahun 1960an, kriopresipitat adalah konsentrat yang pertama kali ada untuk terapi hemofilia. pada tahun 1970an, lyophilized intermediate-purity concentrates atau konsentrat murni liofil menengah pertama kali dibuat dari kumpulan darah donor. sejak saat itu terapi hemofilia secara dramatis berhasil meningkatkan harapan hidup penderitanya dan dapat memfasilitasi mereka untuk pembedahan dan perawatan di rumah
Pada tahun 1980an, risiko tertular penyakit yang berasal dari konsentrat FVII pertama kali diketahui. kebanyakan pasien dengan hemofilia berat terinfeksi oleh penyakit hepatitis B dan hepatitis C. pada akhir tahun 1980an hampir semua pasien hemofilia berat terinfeksi hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C dan HIV. teknik virisidal terbaru kemudian ditemukan dan efektif membunuh virus-virus tersebut. standar terbaru tatalaksana hemofilia sekarang menggunakan konsentrat FVIII rekombinan sehingga dapat menghilangkan risiko tertular virus.
Sejarah penyakit
Materi Sickle Cell Disease
1.
Definisi
Anemia sel sabit adalah sejenis anemia kongenital dimana
sel darah merah berbentuk menyerupai sabit, karena adanya hemoglobin abnormal.
(Noer Sjaifullah, 1999).
Anemia sel sabit adalah anemia hemolitika berat akibat
adanya defek pada molekul hemoglobin dan disertai dengan serangan nyeri.
(Suzanne C. Smeltzer, 2002) Anemia Sel Sabit (Sickle cell anemia) disebut juga anemia
drepanositik, meniskositosis, penyakit hemoglobin S.
Penyakit sel sabit (sickle cell disease) adalah suatu penyakit keturunan yang
ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit dan anemia hemolitik
kronik.
Pada penyakit sel sabit, sel darah merah memiliki
hemoglobin (protein pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal, sehingga
mengurangi jumlah oksigen di dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi
seperti sabit. Sel yang berbentuk sabit menyumbat dan merusak pembuluh darah
terkecil dalam limpa, ginjal, otak, tulang dan organ lainnya serta menyebabkan
berkurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut. Sel sabit ini rapuh dan akan
pecah pada saat melewati pembuluh darah, menyebabkan anemia berat, penyumbatan
aliran darah, kerusakan organ dan mungkin kematian.
2.
Anatomi Fisiologi
Sel darah merah atau eritrosit adalah merupakan cairan
bikonkaf yang tidak berinti yang kira – kira berdiameter 8 m, tebal bagian tepi 2 m pada
bagian tengah tebalnya 1 m atau kurang. Karena sel itu lunak dan lentur maka
dalam perjalanannya melalui mikrosirkulasi konfigurasinya berubah. Stroma
bagian luar yang mengandung protein terdiri dari antigen kelompok A dan B serta
faktor Rh yang menentukan golongan darah seseorang. Komponen utama sel darah
merah adalah protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut O2 dan CO2
dan mempertahankan pH normal melalui serangkaian dapar intraselluler. Molekul – molekul Hb
terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida (globin) dan 4 gugus heme, masing – masing
mengandung sebuah atom besi. Konfigurasi ini memungkinkan pertukaran gas yang
sangat sempurna.
3.
Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang timbul akibat
dari anemia sel sabit adalah penyumbatan pembuluh darah dengan manifestasi
sebagai berikut :
Talasemia
Talasemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak dijumpai di Indonesia dan Italia.[rujukan?] Enam sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini. Kalau sepasang dari mereka menikah, kemungkinan untuk mempunyai anak penderita talasemia berat adalah 25%, 50% menjadi pembawa sifat (carrier) talasemia, dan 25% kemungkinan bebas talasemia[1]. Sebagian besar penderita talasemia adalah anak-anak usia 0 hingga 18 tahun.
Klasifikasi talasemia
Minggu, 27 Oktober 2013
Leukimia
Leukemia; dalam bahasa Yunani leukos λευκός, "putih"; aima αίμα, "darah"), atau lebih dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah medis: neoplasma) pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih) [1]. Sel-sel
normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau
abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di
dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia memengaruhi
hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas
tubuh penderita.
Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.
Pada tahun 2000, terdapat sekitar 256,000 anak dan dewasa di seluruh dunia menderita penyakit sejenis leukemia, dan 209,000 orang diantaranya meninggal karena penyakit tersebut, [2] Hampir 90% dari semua penderita yang terdiagnosa adalah dewasa. [3]
Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.
Pada tahun 2000, terdapat sekitar 256,000 anak dan dewasa di seluruh dunia menderita penyakit sejenis leukemia, dan 209,000 orang diantaranya meninggal karena penyakit tersebut, [2] Hampir 90% dari semua penderita yang terdiagnosa adalah dewasa. [3]
Klasifikasi
Gejala Anemia, Penyebab, Faktor Risiko dan Pencegahan
Akibat dari anemia adalah transportasi sel darah merah akan terganggu dan jaringan tubuh si penderita anemia akan mengalami kekuranga oksigen guna mengahasilkan energi. Maka tidak mengeherankan jika gejala anemia ditunjukan dengan merasa cepat lelah, pucat, gelisah, dan terkadang sesak. Serta ditandai dengan warna pucat di beberapa bagian tubuh seperti lidah dan kelopak mata.
Penyebab umum dari anemia antara lain; kekurangan zat besi, pendarahan usus, pendarahan, genetik, kekurangan vitamin B12, kekuarangan asam folat, gangangguan sunsum tulang.
Berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa Anda mengalami anemia, seperti dilansir Boldsky.
BAB II Struktur dan Fungsi Jaringan pada Hewan Vertebrata
Saat kita menderita sakit gigi, seluruh badan kita juga akan merasakan
sakit. Bagaimana rasa sakit tersebut dapat sampai ke seluruh tubuh?Rasa
sakit tersebut dikirim ke otak.Dari otak, sinyal-sinyal tersebut diolah
dan dikirim ke seluruh tubuh.Itulah salah satu jaringan yang menyusun
organ otak. Selain jaringan saraf, apa saja jenis yang menyusun organ
tubuh pada hewan Vertebrata?
- Jaringan Hewan Vertebrata
Jaringan penyusun organ tubuh hewan yaitu jaringan epitelium, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
- Jaringan Epitelium
Ciri-ciri jaringan epitelium sebagai berikut.
Golongan Darah
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Diet Golongan Darah B
Aturan Makan Bagi Pemilik Golongan Darah A
Sementara untuk masalah kesehatan, Health Care Ministry International melaporkan kalau orang-orang dengan golongan darah A punya sistem pencernaan yang sensitif. Kadar asam lambung rendah tetapi menghasilkan lendir yang cukup tinggi. Mereka juga rentan infeksi, penyakit kardiovaskular, kanker, sampai diabetes.
Jika ingin menjaga kesehatan dan menurunkan risiko berbagai masalah kesehatan tersebut, pemiliki golongan darah A sebaiknya mengikuti aturan makan seperti yang dilansir dari So Feminine berikut ini.
Daging
Sistem Peredaran Darah
- Darah
- Pembuluh darah
- Jantung
1. Darah
Darah ada dua komponen yaitu komponen padat dan cair. komponen yang cair disebut plasma darah sedangkan yang padat adalah sel darah.
Pada plasma darah tersusun atas air dan zat terlarut. Zat terlarutnya adalah :
Fungsi Dan Macam-macam Sel Darah Putih (Leukosit)
Perbedaan Sel Darah Putih Dan Sel Darah Merah
Pada rata-rata, manusia dewasa mengandung sekitar 5 liter darah, yang
terutama terdiri dari plasma dan sel darah. Plasma menyumbang sekitar
55% sampai 60% dari darah manusia, sementara sel-sel darah membentuk
sekitar 40% sampai 45% dari total volume darah.
Pada dasarnya ada tiga jenis sel darah, sel darah putih atau leukosit, sel darah merah atau eritrosit, dan trombosit. Semua sel ini memainkan peran penting dalam berbagai fungsi tubuh. Namun, mereka sangat berbeda dalam struktur dan komposisi mereka. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara dua jenis sel darah - eritrosit dan leukosit.
Perbedaan Sel Darah Putih dan Sel Darah Merah |
Pada dasarnya ada tiga jenis sel darah, sel darah putih atau leukosit, sel darah merah atau eritrosit, dan trombosit. Semua sel ini memainkan peran penting dalam berbagai fungsi tubuh. Namun, mereka sangat berbeda dalam struktur dan komposisi mereka. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara dua jenis sel darah - eritrosit dan leukosit.
Perbedaan Antara leukosit dan eritrosit
Soal MID Semester 1
I
Fungsi ISP :
- Apa kepanjangan dan fungsi ISP ?
Fungsi ISP :
- Sebagai media yang memberikan jasa untuk berhubungan dengan internet.
- Menghubungkan pelanggan ke gateway internet terdekat.
- Menyediakan modem untuk dial-up.
- Menghubungkan seorang user ke layanan informasi World Wide Web (www).
- Memungkinkan seorang user menggunakan layanan surat elektronik (e-mail).
- Memungkinkan seorang user melakukan percakapan suara via internet.
- Memberi tempat untuk homepage.
- ISP melakukan proteksi dari penyebaran virus dengan menerapkan sistem antivirus untuk pelanggannya.
Pengertian Dan Fungsi Sel Darah Merah
Pengertian dan Fungsi Sel Darah Merah - Pada tubuh manusia, terjadi yang namanya sistem peredaran darah, dimana di dalam darah terdapat komponen-komponen penyusunnya, seperti sel darah putih, sel darah merah, serta plasma darah. Nah, kali ini akan kami uraikan sedikit penjelasan mengenai sel darah merah dan fungsinya.
Pengertian Sel Darah Merah
Minggu, 06 Oktober 2013
Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
A.
Jaringan pada Tumbuhan
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Namun, pada perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel hanya terbatas pada jaringan yang bersifat embrionik. Jaringan yang bersifat embrionik adalah jaringan meristem yang selalu membelah diri. Pada korteks batang terjadi pembelahan tetapi pembelahannya sangat terbatas. Sel meristem tumbuh dan mengalami spesialisasi membentuk berbagai macam jaringan. Jaringan yang terbentuk tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk membelah diri lagi. Jaringan ini disebut jaringan dewasa.
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Namun, pada perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel hanya terbatas pada jaringan yang bersifat embrionik. Jaringan yang bersifat embrionik adalah jaringan meristem yang selalu membelah diri. Pada korteks batang terjadi pembelahan tetapi pembelahannya sangat terbatas. Sel meristem tumbuh dan mengalami spesialisasi membentuk berbagai macam jaringan. Jaringan yang terbentuk tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk membelah diri lagi. Jaringan ini disebut jaringan dewasa.
Langganan:
Postingan (Atom)